Kamis, 07 Mei 2020

Ramadhan: Waktunya Hijrah Milenial di Era Covid 19


   




   Di tengah Covid 19 ini muslim di seleluruh dunia tetap menjalankan ibadah shiyam (puasa) karena itu adalah kewajiban yang telah Allah perintahkan di dalam Quran. Di Ramadhan ini banyak orang yang mengambil momentum untuk memperbanyak amal sholeh mulai dari generasi kolonial hingga milenial. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk generasi milenial mengambil momentum berhijrah spiritual dan fisikal.

   Hijrah spiritual ala milenial itu mudah dan banyak bentuknya. Hijrah secara bahasa berarti berpindah dan menurut Quran hijrah itu berarti berpindah dari yang bukan jalan Allah menuju jalan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ هَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ ۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفَآئِزُوْنَ
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 20)
Maka bentuk jalan Allah seperti apakah yang relevan dengan generasi milenial? Jalan Allah yang pertama adalah berhijrah dari kebiasaan  over thinking dan negative thinking. Kita sebagai generasi phubbing (baca: candu gadget) terkadang karena terlalu sering terpapar media sosial kita menjadi berlebihan dalam berpikir dan menjadi negatif dalam berpikir. Pikiran itu sumber segala sesuatu, maka hijrah yang paling awal dilakukan adalah pikiran kita. Yang tadinya sering membuka berita di media sosial yang negatif, maka saatnya kita mengurangi diri untuk membaca hal seperti itu supaya pikiran kita jadi lebih positif dan lebih teratur. Selanjutnya adalah hijrah perkataan. Kita menghijrahkan mulut kita kepada pembicaraan yang lebih bermakna dan bermanfaat. Mulai melantunkan ayat Quran, sehari 5 ayat sajah itu sudah first step yang baik.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
"dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 5)

Setelah berhijrah pada pikiran, perkataan maka tiba saatnya kita berhijrah pada perbuatan. Mungkin ini adalah langkah paling sulit dalam hijrah milenial. Kenapa? Karena generasi milenial itu sangat banyak  idenya namun bingung ide mana yang harus diimplementasikan. The first step yang mudah untuk kita implementasikan adalah kita memperbanyak sholat sunnah kita. Selain sholat tarawih yang kita lazimkan dalam Ramadhan, kita bisa juga memperbanyak sholat tahajud dan dhuha kita. Cukup tahajud 2 rakaat dan dhuha 2 rakaat, itu adalah langkah-langkah yang baik. Yang terpenting adalah dirutinkan.

   Saatnya kita berpindah haluan ke arah hijrah fisikal ala milenial. Fisikal itu berasal dari kata physical yang berarti bersifat fisik. Maksud fisik disini itu adalah hal-hal yang bersifat keduniawian.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia"
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)
Lalu seperti apa sih hijrah duniawi ala milenial? Kerangkanya kurang lebih sama dengan hijrah spiritual yang telah kita bahas sebelumnya, kita akan menggunakan 3 kerangka juga. Langkah pertamanya adalah dipikiran kita. Kita hijrahkan pikiran kita dari hal-hal yang kurang bermanfaat dalam kehidupan duniawi kita menuju hal-hal yang lebih bermanfaat dan berdaya guna.  Banyak dari generasi milenial mengisi pikirannya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan cenderung melemahkan seperti membaca mau pun mendengarkan kisah-kisah sedih yang bertebaran di internet terutama pada podcast-podcast berkonten galau, padahal kita bisa berhijrah dari hal itu. Cobalah kita mendengarkan podcast-podcast yang berisi perihal motivasi, bacalah kisah-kisah orang sukses. Kita juga bisa mulai memformulasikan kita akan dan harus meraih apa saja dalam hidup kita ini lalu membuat grand design untuk keseluruhan hidup kita. Sedikit demi sedikit saja. Itu sudah menjadi langkah awal yang bagus. Lalu kita menghijrahkan lisan kita pada hal yang lebih berdaya guna dalam hidup kita, cobalah kita mulai menyusun sugesti-sugesti positif lalu kita ucapkan setiap kali ada kesempataan, misal "Alhamdulillah hidupku penuh kebahagiaan atau aku selalu bahagia" selain itu juga kita bisa mulai membicarakan planing-planing kita di masa depan dengan orang-orang terdekat kita. Langkah terakhir adalah langkah yang paling penting yaitu kita mengambil tindakan. Marilah kita mulai menulis planning-planning itu, marilah kita mulai menulis kalimat-kalimat sugesti itu pada kertas-kerta yang kita punyai, itu semua demi mempermudah kita dalam mengingat itu semua.