Di tengah Covid 19 ini muslim di seleluruh dunia tetap
menjalankan ibadah shiyam (puasa) karena itu adalah kewajiban yang telah Allah
perintahkan di dalam Quran. Di Ramadhan ini banyak orang yang mengambil momentum untuk
memperbanyak amal sholeh mulai dari generasi kolonial hingga milenial. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk generasi milenial
mengambil momentum berhijrah spiritual dan fisikal.
Hijrah spiritual ala
milenial itu mudah dan banyak bentuknya. Hijrah secara bahasa berarti berpindah dan menurut Quran
hijrah itu berarti berpindah dari yang bukan jalan Allah menuju jalan Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ هَا جَرُوْا
وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ ۙ اَعْظَمُ
دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفَآئِزُوْنَ
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 20)
Maka bentuk jalan Allah seperti apakah yang relevan dengan
generasi milenial? Jalan Allah yang pertama adalah berhijrah dari
kebiasaan over thinking dan negative
thinking. Kita sebagai generasi phubbing (baca: candu gadget) terkadang karena
terlalu sering terpapar media sosial kita menjadi berlebihan dalam berpikir dan
menjadi negatif dalam berpikir. Pikiran itu sumber segala sesuatu, maka hijrah
yang paling awal dilakukan adalah pikiran kita. Yang tadinya sering membuka
berita di media sosial yang negatif, maka saatnya kita mengurangi diri untuk
membaca hal seperti itu supaya pikiran kita jadi lebih positif dan lebih
teratur. Selanjutnya adalah hijrah perkataan. Kita menghijrahkan mulut kita
kepada pembicaraan yang lebih bermakna dan bermanfaat. Mulai melantunkan ayat
Quran, sehari 5 ayat sajah itu sudah first step yang baik.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
"dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
baik."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 5)
Setelah berhijrah pada pikiran, perkataan maka tiba saatnya
kita berhijrah pada perbuatan. Mungkin ini adalah langkah paling sulit dalam
hijrah milenial. Kenapa? Karena generasi milenial itu sangat banyak idenya namun bingung ide mana yang harus
diimplementasikan. The first step yang mudah untuk kita implementasikan adalah
kita memperbanyak sholat sunnah kita. Selain sholat tarawih yang kita lazimkan
dalam Ramadhan, kita bisa juga memperbanyak sholat tahajud dan dhuha kita.
Cukup tahajud 2 rakaat dan dhuha 2 rakaat, itu adalah langkah-langkah yang
baik. Yang terpenting adalah dirutinkan.
Saatnya kita berpindah haluan ke arah hijrah fisikal ala
milenial. Fisikal itu berasal dari kata physical yang berarti bersifat fisik.
Maksud fisik disini itu adalah hal-hal yang bersifat keduniawian.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ
الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia"
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)
Lalu seperti apa sih hijrah duniawi ala milenial?
Kerangkanya kurang lebih sama dengan hijrah spiritual yang telah kita bahas
sebelumnya, kita akan menggunakan 3 kerangka juga. Langkah pertamanya adalah
dipikiran kita. Kita hijrahkan pikiran kita dari hal-hal yang kurang bermanfaat
dalam kehidupan duniawi kita menuju hal-hal yang lebih bermanfaat dan berdaya
guna. Banyak dari generasi milenial
mengisi pikirannya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan cenderung melemahkan
seperti membaca mau pun mendengarkan kisah-kisah sedih yang bertebaran di
internet terutama pada podcast-podcast berkonten galau, padahal kita bisa
berhijrah dari hal itu. Cobalah kita mendengarkan podcast-podcast yang berisi
perihal motivasi, bacalah kisah-kisah orang sukses. Kita juga bisa mulai
memformulasikan kita akan dan harus meraih apa saja dalam hidup kita ini lalu
membuat grand design untuk keseluruhan hidup kita. Sedikit demi sedikit saja.
Itu sudah menjadi langkah awal yang bagus. Lalu kita menghijrahkan lisan kita
pada hal yang lebih berdaya guna dalam hidup kita, cobalah kita mulai menyusun
sugesti-sugesti positif lalu kita ucapkan setiap kali ada kesempataan, misal
"Alhamdulillah hidupku penuh kebahagiaan atau aku selalu bahagia"
selain itu juga kita bisa mulai membicarakan planing-planing kita di masa depan
dengan orang-orang terdekat kita. Langkah terakhir adalah langkah yang paling
penting yaitu kita mengambil tindakan. Marilah kita mulai menulis
planning-planning itu, marilah kita mulai menulis kalimat-kalimat sugesti itu
pada kertas-kerta yang kita punyai, itu semua demi mempermudah kita dalam
mengingat itu semua.